Jumat, 11 Februari 2011

fotografi

Fotografi makro merupakan  salah satu teknik untuk memperoleh gambar-gambar yang detil dari objek yang ukurannya kecil seperti serangga. Foto yang dihasilkan dengan teknik ini biasanya memiliki ciri-ciri tajam dengan depth of field (DoF) yang agak sempit sehingga point of interest (PoI) nampak menonjol, background atau bokehnya sangat soft dan fokus objek akan kelihatan detilnya. Berikut adalah contoh foto makro hasil jepretan saya.
menunggumangsa2
walangsangit-upload
doreng2-upload
Untuk menghasilkan foto-foto makro diperlukan peralatan pendukung. Selain body kamera DSLR, biasanya fotografi makro dilakukan dengan menggunakan lensa khusus makro, filter close up, reverse ring (lensa yang dibalik), maupun extension tube. Fotografi makro juga memerlukan pencahayaan dengan bantuan flash. Tentu, hasil terbaik dari fotografi makro adalah dengan menggunakan lensa dan flash khusus makro, namun harga peralatan-peralatan ini sangat mahal, sehingga perlu dicari strategi agar kita tetap dapat memperoleh foto makro yang bagus dengan biaya yang murah. Berikut ini adalah uraian tentang pengalaman saya dalam memperoleh foto-foto makro menggunakan peralatan-peralatan yang murah.
Peralatan yang perlu disediakan: kamera DSLR (saya menggunakan Canon EOS 450D), lensa kit atau tele kalau ada (saya menggunakan SIGMA 70-300mm), lensa Raynox DCR-250 (harganya 850 ribu rupiah).
Semua gambar di bawah ini saya peroleh dengan bantuan pencahayaan flash internal dengan setting kamera yang sama, kecuali gambar-gambar terakhir. Untuk memperoleh gambar tersebut, lakukan:
  • Pasang Raynox DCR-250 di depan lensa kamera anda
  • Lakukan setting kamera pada mode manual dengan ISO=100, apperture=f/22, shutter speed=1/200, picture style dengan sharpness=+6, contrast=+1, saturation=+2, color tone=0 (sesuaikan parameter-parameter itu dengan kamera anda), drive mode=single shooting, metering mode=spot metering, AF mode=one shot, dan WB=daylight. Untuk kamera lain harap disesuaikan.
  • Aktifkan flash internal dan gunakan diffuser (saya pakai kotak odol sbg diffuser)
  • Jika anda menggunakan lensa tele, atur focal length lensa  pada mode normal di posisi tengah-tengah ke bawah (untuk lensa SIGMA saya atur pada posisi 70-100 mm), dan mode focusing pada Manual (M). Jika anda menggunakan lensa kit, atur focal length lensa  pada posisi maksimum 55mm dan mode manual focus.
  • Cari model, atur komposisi objek agar enak dipandang. Lakukan focusing pada daerah mata kalau objeknya berupa serangga.dan lakukan focusing dengan cara memajumundurkan kamera ke arah objek. Untuk memperoleh jarak fokus yang tepat, anda JANGAN memutar-mutar ring fokus, tetapi lakukan dengan memajumundurkan kamera ke arah objek, jika indikator fokus sdh menyala atau ditandai juga dengan beep, lakukan shot!
  • Lakukan shot beberapa kali untuk memperoleh gambar paling tajam. Oleh karena DoF (depth of field) sangat sempit focusing menjadi sangat sulit. Boleh jadi dari puluhan shot hanya beberapa saja yang tajam dan bahkan saya pernah tidak memperoleh 1 gambarpun yang tajam dari puluhan shot. Jadi, jangan putus asa kalau belum memperoleh gambar yang tajam dan teruslah mencoba agar anda memperoleh gambar-gambar makro yang bagus.
  • Jika gambar-gambar telah diperoleh, lakukan editing seperlunya dengan menggunakan Photoshop. Editing ini diperlukan untuk mengatur komposisi (dengan cara croping) dan color tone agar lebih indah dan enak dipandang.
Gambar di bawah ini adalah peralatan yang saya gunakan untuk memperoleh foto makro. Saya menggunakan bekas kotak odol sebagai diffuser–itulah sebabnya saya beri nama “pepsodent cover diffuser”–yang di dalamnya diberi lapisan aluminium foil dan pada ujungnya dipotong miring ditutup dengan plastik buram agar bisa memberikan efek difusi flash yang soft.
odol
Foto-foto berikut ini diperoleh dengan bantuan flash:
anakbelalang-upload
lalat5c-upload
lalat-6-upload
kambingmikro-upload
belang-upload
semut2-upload
ladybug-upload
capungmerah-upload
lensa 50mm, apperture 5,6, shutter speed 1/125
Sedangkan gambar-gambar berikut ini saya ambil tanpa flash dengan setting kamera sama dengan gambar-gambar di atas tetapi diubah pada aperture dan shutter speed nya serta menggunakan lensa Canon EF 50 mm f/1.8 digabung dengan Raynox DCR-250:
kepik-kura2-ok-upload
Tanpa Flash dengan aperture f/8, shutter speed 200
Gambar tersebut memerlukan pencahayaan matahari yang cukup. Saya mengambilnya sekitar jam 8-9 pagi ketika matahari cerah sehingga kecepatan bisa di set di atas 1/125, krn anda menggunakan lensa 70mm (mengapa bisa demikian, lain waktu kita bahas).
Selamat mencoba!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar